Selasa, Maret 22, 2022

MENJADI PAPA MUDA DAN MAMA MUDA

Tags

 MENJADI PAPA MUDA DAN MAMA MUDA

Selamat menjadi orangtua baru bagi kamu yang berkunjung ke artikel ini. Meskipun penulis belum menjadi orang tua, tapi ketertarikan penulis sangat tinggi mengamati para orang tua dalam mendidik anak – anak mereka. Tidak cukup mengamati pola asuh, perkembangan perilaku anak dan remaja. Di jaman serba mudah, cepat dan tanpa sekat sekarang ini membuat orangtua wajib memantau perkembangan anak dengan baik.


  • Papa dan mama harus kompak bekerja sama mendidik anak. Jangan buat anak bingung dengan aturan yang berbeda antara papa dan mama.
  • Papa dan mama diskusikan dan sepakati aturan – aturan dalam keluarga dan harus sama - sama konsisten dengan aturan tersebut. Aturan pertama yaitu berdoa sebelum memulai kegiatan. Aturan kedua, jam tidur, bangun, mandi, makan, dll. Aturan ketiga, tugas setiap anggota keluarga.
  • Papa dan mama seringlah ajak buah hati berbicara ringan, bercanda dan bernyanyi bersama, meskipun dia belum bisa berbicara. Stimulasi seperti ini bisa memacu anak untuk meniru dan belajar bicara.
  • Saat papa atau mama marah, kendalikan diri. Jangan terbawa emosi. Jangan melukai diri atau anggota keluarga. Jangan merusak barang. Karna apa yang anak lihat itu yang mereka tiru.
  • Biasakan papa dan mama minta maaf bila melakukan kesalahan agar anak melihat bahwa orangtuanya sadar dan mengakui kesalahan dan tidak menutupi kesalahan.
  • Papa dan mama boleh berdiskusi mengatasi permasalahan rumah tangga di hadapan anak dengan catatan, fokus untuk mencari solusi, tanpa ada kekerasan dan emosi berlebihan.
  • Apapun agama papa dan mama, mengenalkan anak tentang TUHAN dan agama itu perlu. Pemahaman dia tentang agama menjadikan dia punya harapan (tidak putus asa menghadapi kesulitan), sadar bahwa manusia hidup harus menjaga dirinya dan lingkungannya (manusia mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada TUHAN)
  • Kenalkan anak sejak umur 2 tahun mengenai anggota tubuhnya. Tubuhnya adalah miliknya dan haknya. Beri tahu anak bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain dengan penjelasan bahwa itu sangat tidak sopan dan merendahkan martabat anak sebagai manusia.
  • Berikan anak mainan – mainan yang aman dan mendidik, lalu memandunya memainkan mainan tersebut.
  • Biarkan anak memilih mainan, pakaian, peralatan sekolah dengan mempertimbangkan harganya tidak menguras dompet. Anak akan terlatih menentukan pilihan tanpa keraguan.
  • Menghadapi anak yang tantrum (rewel) di usia 3 tahun, tanya anak apa yang dia rasakan apakah capek, kesal, gerah, sakit, sulit tidur, atau merasa bosan. Bantu anak mengenali emosi yang dia rasakan dan cari solusinya. Misalkan bila anak ingin tidur tapi sulit, mama bisa menghidupkan musik yang menenangkan sambil mengusap kepalanya.
  • Kenalkan anak dengan berbagai macam hobi dan olahraga seperti bermain musik, bernyanyi, berkebun, menggambar, berenang, bersepeda, bulu tangkis, tenis meja, dll. Dengan begitu anak tau cara menyalurkan energinya. Mungkin saja anak papa dan mama punya bakat yang bisa dikembangkan hingga dia meraih prestasi di bidang seni atau olahraga. Tentu dari sini juga rasa percaya diri anak bertambah.
  • Perluas wawasan anak tentang berbagai macam profesi. Apa saja kelebihan dan kekurangan tiap profesi. Jenis pendidikan apa yang harus ditempuh untuk mendapatkan masing – masing profesi. Bila memungkinkan anda bisa mengajak anak bertemu dengan orang dengan berbagai profesi. Semakin dini dan semakin banyak yang anak ketahui tentang profesi akan menuntun anak menemukan apa yang dia inginkan.
  • Jika anak sudah mulai sekolah, tanya pengalaman anak tentang lingkungan sekolah, teman – teman, guru dan pelajarannya. Ini menunjukkan bahwa papa mama peduli dengan dia.
  • Ajak anak pergi ke rumah tetangga, pasar dan tempat – tempat umum lainnya. Libatkan dia berkomunikasi walaupun sedikit dengan orang – orang yang kalian temui.
  • Posisikan diri anda sebagai orangtua sekaligus sahabat. Sehingga apapun yang di hadapi anak dia tidak sungkan membagi ceritanya dengan anda. Sadari anak terlihat diam tanpa ekspresi. Karna biasanya kalau anak merasa tidak nyaman berbicara dengan orangtua dikhawatirkan ia bercerita dengan orang yang tidak baik di luar sana dan membahayakan si anak.
  • Apabila anak bertengkar dengan temannya, biarkan si anak sementara tidak berteman. Karna mereka pasti akan berteman kembali setelah mereka merasa rindu. Kalau sampai berlarut – larut tanyakan anak apa yang menjadi perselisihan mereka, jika memungkinkan tanya teman si anak apa penyebab pertengkaran mereka. Biarkan mereka selesaikan masalah mereka dengan berdiskusi.
  • Kalau anak melakukan pelanggaran, tegur terlebih dulu lalu ingatkan bahwa papa dan mama juga mematuhi aturan yang dibuat.
  • Beri hukuman yang sesuai porsi, mendidik, tidak menghina dan tidak membahayakan. Misalnya menyapu halaman rumah, mengutip sampah, menyimpan mainannya sampai dia sampaikan telah menyadari kesalahannya, menyesal, minta maaf dan berjanji tidak mengulangi.
  • Kalau suatu saat anak melakukan kenakalan di sekolah atau tempat umum lain, pastikan apakah dia salah atau tidak. Cari tahu sebabnya, apa yang memotivasi dia. Jangan sampai kita salah menilai anak dan memaki atau membentaknya di hadapan banyak orang.


Mungkin hal – hal di atas terlihat sepele bagi sebagian orangtua, tapi justru hal – hal kecil yang kita biasakan akan bermanfaat besar di masa yang akan datang. Menjadi orangtua tidak hanya tentang mencari nafkah untuk keluarga, tapi juga tentang membentuk karakter anak agar ia tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana, gigih, bertanggungjawab, kreatif dan optimis. Kelak mereka akan menjadi manusia dewasa yang bahagia dan mandiri berkat upaya papa dan mama saat ini. Sekian dari saya, penulis yang baru belajar menulis. Have a nice day…

Subscribe ke channel ini